Rabu, 20 Oktober 2010

Penyakit Menular Seksual


Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual adalah penyakit yang menyerang manusia dan binatang melalui transmisi hubungan seksual, seks oral dan seks anal. Kata penyakit menular seksual semakin banyak digunakan, karena memiliki cakupan pada arti' orang yang mungkin terinfeksi, dan mungkin mengeinfeksi orang lain dengan tanda-tanda kemunculan penyakit. Penyakit menular seksual juga dapat ditularkan melalui jarum suntik dan juga kelahiran dan menyusui. Infeksi penyakit menular seksual telah diketahui selama ratusan tahun. Penyakit menular seksual merupakan penyakit yang ditakuti oleh setiap orang. Angka kejadian penyakit ini termasuk tinggi di Indonesia. Kelompok resiko yang rentan terinfeksi tentunya adalah seseorang yang sering  “jajan” alias punya kebiasaan perilaku yang tidak sehat. Penyakit menular seksual yang nantinya kita bahas disini antara lain :
  1. Herpes
  2. Gonorea
  3. Sifilis
  4. Chlamidia
Herpes
Pengertian, adalah infeksi akut pada genetalia dengan gejala khas berupa vesikel.
Etiologi
Disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe II. Cara penularan melalui hubungan kelamin, tanpa melalui hubungan kelamin seperti : melalui alat-alat tidur, pakaian, handuk,dll atau sewaktu proses persalinan/partus pervaginam pada ibu hamil dengan infeksi herpes pada alat kelamin luar.
Perbedaan HSV tipe I dengan tipe II

HSV tipe I
HSV tipe II
Predileksi
Kulit dan mukosa di luar
Kulit dan mukosa daerah genetalia dan perianal
Kultur pada chorioallatoic membran (CAM) dari telur ayam
Membentuk bercak kecil
Membentuk pock besar dan tebal
Serologi
Antibodi terhadap HSV tipe I
Antibodi terhadap HSV tipe II
Sifat lain
Tidak bersifat onkogeni
Bersifat onkogeni
Epidemiologi
Herpes simpleks virus tipe II ditemukan pada wanita pelacur 10x lebih tinggi daripada wanita normal. Sedangkan HSV tipe I sering dijumpai pada kelompok dengan sosioekonomi rendah.
Patogenesis
Infeksi herpes genitalis dapat sebagai infeksi primer maupun sebagai infeksi rekuren.
ð  Infeksi primer – Infeksi primer terjadi bila virus dari luar masuk ke dalam tubuh penderita, DNA dari tubuh penderita melakukan penggabungan dan mengadakan multiplikasi. Pada saat itu, tubuh hospes belum memiliki antibodi yang spesifik hingga menimbulkan lesi lebih luas. Selanjutnya virus menjalar melalui serabut syaraf sensorik menuju ganglion sakralis (syaraf regional) dan berdiam disana.
ð  Infeksi rekuren – Infeksi rekuren terjadi pada suatu waktu bila ada faktor tertentu (trigger factor) sehingga virus mengalami reaktivitas dan multiplikasi kembali.
Gambaran Klinis (Tanda dan Gejala)
ð  Timbul erupsi bintik kemerahan, disertai rasa panas dan gatal pada kulit region genitalis.
ð  Terkadang disertai demam, seperti influenza, setelah 2-3 hari bintik kemerahan berubah menjadi vesikel disertai nyeri.
ð  5-7 hari, vesikel pecah dan keluar cairan jernih sehingga timbul keropeng.
ð  Kadang dapat kambuh lagi.
Komplikasi
ð  Gangguan mobilitas, vaginitis, urethritis, sistitis dan fisura ani herpetika terjadi bila mengenai region genetalia.
ð  Abortus
ð  Anomali kongenital
ð  Infeksi pada neonatus (konjungtifitis/ keratis, ensefalitis, vesikulitis kutis, ikterus, dan anomali konvulsi).
 Penanganan
ð  Lakukan pemeriksaan serologi (STS).
ð  Atasi nyeri dan demam dengan parasetamol 3 x 500 mg.
ð  Bersihkan lesi dengan larutan antiseptic dan kompres dengan air hangat.
ð  Keringkan dan oleskan acyclovir 5% topikal setelah nyeri berkurang.
ð  Berikan acyclovir tablet 200 mg tiap 4 jam.
ð  Rawat inap bila terjadi demam tinggi, nyeri hebat, retensi urin, konvulsi, neurosis, reaksi neurologik lokal, ketuban pecah dini maupun partus prematurus.
ð  Berikan pengobatan pada pasangan berupa acyclovir oral selama 7 hari.
ð  Bila terpaksa partus pervaginam, hindari transmisi ke bayi atau penolong.
Gonorhea
Pengertian, adalah penyakit kelamin yang bisa terjadi pada pria maupun wanita.Disebut juga penyakit kencing nanah atau GO.
Penyebab
Penyebabnya adalah kuman Neisseria Gonorrhoea, disebut juga gonokokus, berbentuk diplokokus.
Kuman ini menyerang selaput lendir dari :
ð  Vagina, saluran kencing dan daerah rahim/ leher rahim.
ð  Saluran tuba fallopi.
ð  Anus dan rektum.
ð  Kelopak mata.
ð  Tenggorokan.
Tanda Dan Gejala
Penularan melalui oral, anal dan vaginal seks. Hampir 90% penderita GO tidak memperlihatkan keluhan dan gejala. Tanda pada penderita GO baik lelaki dan perempuan, bisa tanpa keluhan dan gejala.
Lelaki
ð  Keluar cairan putih kekuning-kuningan melalui penis.
ð  Terasa panas dan nyeri pada waktu kencing.
ð  Sering buang  air kecil.
ð  Terjadi pembengkakan pada pelir (testis).
Perempuan
ð  Pengeluaran cairan vagina tidak seperti biasa.
ð  Panas dan nyeri saat kencing.
ð  Keluhan dan gejala terkadang belum tampak meskipun sudah menular ke saluran tuba fallopi.
Bila gejala sudah meluas ke arah PID (Pelvic Inflamatory Disease) maka sering timbul :
ð  Nyeri perut bagian bawah.
ð  Nyeri pinggang bagian bawah.
ð  Nyeri sewaktu hubungan seksual.
ð  Perdarahan melalui vagina diantara waktu siklus haid.
ð  Mual-mual.
ð  Terdapat infeksi rektum atau anus.
Bila GO tidak diobati maka ± 1% dari lelaki dan wanita, akan terjadi DGI atau Dessiminated Gonorrhoe Infection. Tanda dan gejalanya  berupa demam, bercak di kulit, persendian bengkak dan nyeri, peradangan pada dinding rongga jantung, peradangan selaput pembungkus otak serta meningitis.
Komplikasi
Komplikasi dapat timbul pada bayi, lelaki maupun perempuan dewasa.
1.      Lelaki – prostatitis (radang kelenjar prostat), adanya jaringan parut pada saluran kencing (urethra), mandul/ infertil, peradangan epididimis,
2.      Perempuan – PID, infertil, gangguan menstruasi kronis, peradangan selaput lendir rahim setelah melahirkan (post partum endometriosis), abortus, cistitis (peradangan kandung kencing), peradangan disertai pus.
Pencegahan
ð  Menghindari seks bebas (free sex).
ð  Monogami.
ð  Penggunaan kondom saat vaginal, oral maupun anal seks.
 Penanganan
1.      Pada masa kehamilan, berikan antibiotika seperti : a) Ampisilin 2 gram IV dosis awal, lanjutkan dengan 3 x 1 gram per oral selama 7 hari. b) Ampisilin + Sulbaktan 2,25 gram oral dosis tunggal. c) Spektinomisin 2 gram IM dosis tunggal. d) Seftriakson 500 mg IM dosis tunggal.
2.      Masa nifas, berikan antibiotika seperti : a) Xiprofloksasin 1 gram dosis tunggal. b) Trimethroprim + Sulfamethoksazol (160 mg + 800 mg) 5 kaplet dosis tunggal.
3.      Oftalmia neonatorum (konjungtivitis) : a) Garamisin tetes mata 3 x 2 tetes. b) Antibiotika – Ampisilin 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari; Amoksisilin + asam klamtanat 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari; Seftriakson 50 mg/ kgBB IM dosis tunggal.
4.      Lakukan konseling tentang metode barier dalam melakukan hubungan seksual.
5.      Berikan pengobatan yang sama pada pasangannya.
6.      Buat jadual kunjungan ulang dan pastikan pasangan & pasien akan menyelesaikan pengobatan hingga tuntas.
Sifilis
Pengertian
Adalah penyakit yang disebabkan oleh Treponema Pallidum, bersifat kronik dan sistematik. Nama lain adalah Lues venereal atau raja singa.
Penyebab
Penyebabnya adalah Treponema Pallidum, termasuk ordo Spirochaecrales, familia Spirochaetaceae dan genus Treponema. Bentuk spiral teratur, panjang 6-15 µm, lebar 0,15 µm, terdiri atas 8-24 lekukan. Pembiakan secara pembelahan melintang, pada stadium aktif terjadi setiap 30 jam.
Klasifikasi
Sifilis terbagi menjadi sifilis congenital dan sifilis akuista.
1.      Sifilis Kongenital, terbagi atas : a) Dini (sebelum 2 tahun); b) Lanjut (sesudah 2 tahun); Stigmata
2.      Sifilis Akuista, terbagi : a) Klinik; b) Epidemiologik
Menurut caranya sifilis dibagi menjadi tiga stadium yaitu : Stadium I (SI); Stadium II (SII); Stadium III (SIII)
 Secara epidemiologik, WHO membagi menjadi :
ð  Stadium dini menular ( dalam waktu 2 tahun sejak infeksi), terdiri dari SI, SII, stadium rekuren dan stadium laten dini.
ð  Stadium lanjut tak menular (setelah 2 tahun sejak infeksi), terdiri atas stadium laten lanjut dan SIII.
Komplikasi
ð  Pada kehamilan: a) Kurang dari 16 minggu : kematian janin (sifilis fetalis). b) Stadium lanjut : prematur, gangguan pertumbuhan  intra uterin, cacat berat (pnemonia, sirosis hepatika, splenomegali, pankreas kongenital, kelainan kulit dan osteokondritis).
Tanda dan gejala
ð  Lesi (berupa ulkus, soliter, dasar bersih, batas halus, bentuk bulat/longitudinal).
ð  Tanpa nyeri tekan.
Penanganan
1.      Menerapkan prinsip pencegahan infeksi pada persalinan.
2.      Menerapkan prinsip pencegahan infeksi pada penggunaan instrumen.
3.      Pemberian antibiotika, misal : Benzalin pensilin 4,8 juta unit IM setiap minggu dengan 4x pemberian; Dofsisiklin 200 mg oral dosis awal, dilanjutkan 2×100 mg oral hingga 20 hari; Sefriakson 500 mg IM selama 10 hari.
4.      Sebelum pemberian terapi pada bayi dengan dugaan/ terbukti menderita sifilis kongenital, maka dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinalis dan uji serologik tiap bulan sampai negatif. Berikan antibiotik : Benzalin pensilin 200.000 IU/ kgBB per minggu hingga 4x pemberian; Sefriakson 50 mg/ kg BB dosis tunggal (per hari 10 hari).
5.      Lakukan konseling preventif, pengobatan tuntas dan asuhan mandiri.
6.      Memastikan pengobatan lengkap dan kontrol terjadwal.
7.      Pantau lesi kronik atau gejala neurologik yang menyertai.
Chlamydia
Pengertian
Adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman Chlamydia trachomatis dan dapat diobati.
Penyebab
Kuman Chlamydia trachomatis.
Penularan
Kuman ini menyerang sel pada selaput lendir :
a) Uretra, vagina, serviks dan endometrium.
b) Saluran tuba fallopi.
c) Anus dan rektum.
d) Kelopak mata.
e) Tenggorokan (insiden jarang).
Chlamydia paling sering menyerang pada usia muda dan remaja. Penularannya dapat melalui : hubungan seksual secara oral, anal maupun oral seks; hubungan seksual dengan tangan, sehingga cairan mani terpercik ke mata; dari ibu ke bayi sewaktu proses persalinan.
Tanda dan gejala
Sekitar 75 % perempuan dan 50% laki-laki yang tertular Chalmydia tidak menunjukkan tanda dan gejala. Keluhan dan gejala biasanya timbul sekitar 3 minggu setelah tertular kuman chlamydia.
Adapun tanda dan gejalanya adalah :
1.      Menderita proktitis (radang rektum), urethritis (radang saluran kencing) dan konjungtivitis (radang selaput putih mata).

2.      Pada wanita : keluar cairan dari vagina; perasaan panas dan nyeri sewaktu buang air kecil.


3.      Bila sudah menyebar ke tuba fallopi, akan timbul : nyeri perut bagian bawah; nyeri sewaktu coitus; timbul perdarahan pervaginam diantara siklus haid; demam dan mual-mual.

4.      Pada pria : keluar cairan kuning seperti pus dari penis; nyeri dan rasa terbakar sewaktu kencing; nyeri dan bengkak pada testis.
 Komplikasi
Perempuan
Laki-laki
Bayi baru lahir
PID
Infertil
Radang kandung kencing (cyctitis)
Radang serviks (servisitis)
ProstitisTimbul jaringan parut pada urethra
Infertil
Epididimis
KebutaanPneumoni (radang paru)
Kematian
Pencegahan
1) Hindari seks bebas;
2) Monogami;
3) Gunakan kondom saat hubungan seks baik dengan oral, anal maupun vaginal seks.
 Penanganan
1.      Doksisiklin per oral 2x sehari selama 7 hari.
2.      Asitromisin dengan pemberian dosis tunggal (kontraindikasi untuk ibu hamil, gunakan eritromisin, amoksilin, azitromisin).
3.      Lakukan follow-up pada penderita dengan : a) Apakah obat yang diberikan sudah diminum sesuai anjuran. b) Pasangan seksual juga harus diperiksa dan diobati. c) Jangan melakukan hubungan seks, bila pengobatan belum selesai. d) Lakukan periksa ulang 3-4 bulan setelah selesai pengobatan.
Referensi
Adobe Reader- [HIV-AIDSbooklet_part3.pdf].
Adobe Reader- [SSH-6135-IND.pdf]. Chlamydia Dan Gonorea.
Harahap, M, 1984. Penyakit Menular Seksual. Gramedia, Jakarta.
Manuaba, IBG, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta.
Rabe, Thomas, 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan, Hipokrates, Jakarta.
Sarwono, 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
Yatim, Faisal (2005). Penyakit Kandungan. Myoma, Kanker Rahim/ Leher Rahim Dan Indung Telur, Kista, Serta Gangguan Lainnya. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar